Hantu
Juga Bisa Eksis Bro!
Diantara gelapnya malam, dengan semilir angin yang terus saja berhembus. Mencoba untuk masuk dan menusuk ke tulang belulang.
"Eh yul sibuk aja kamu,"
Pocong dan Tuyul sedang duduk bersama dipinggir jalan sembari melihat manusia berlalu lalang. Tuyul tidak menggubris perkataan Pocong. Ia tampak sibuk dengan handphonenya, dengan sesekali ia cekikikan membuat si Pocong semakin penasaran.
"Weladalah! Ditanya kok malah nda jawab. Emang lagi ngapain to?" Pocong mencoba untuk mengintip apa yang sedang Tuyul sibukkan.
Namun si Tuyul malah menyembunyikan handphonenya dan melirik ke Pocong, "kepo kamu!" ketusnya.
"Yeelah. Pelit banget sih kamu. Sok-sokan pakai handphone segala lagi. Emang ada yang suka sama kamu? Orang baju aja kamu ngga punya. Yang ada kalau pacaran sama kamu si dia cuma diporotin terus, cuma buat beli baju untuk kau," ujar si Pocong dengan cekikikan, ia meledek pada si Tuyul.
"Yee gini-gini juga banyak yang ngantri tahu," Tuyul menyela.
"Eh Yul foto-foto napa. Udah ganteng gini juga. Kan mubazir kalau ngga diabadikan," si Pocong bergaya diri.
"Wah ide yang bagus. Ayo kita selfie,"
"Satu dua, chess!"
"Yul upload fotonya. Tag ke aku ya,"
"Ok ok. Narsis dulu sama Pocong dipinggir jalan wekaweka. Ok kirim," kata Tuyul sambil mengetik dilayar handphonenya.
"Hahay. Thanks Yul. Nanti aku like," Pocong berbangga diri.
Saat mereka sedang asikk bercanda bersama dipinggir jalan, tiba-tiba terlihat beberapa manusia lari kocar kacir seraya berteriak "Lari! Ada Satpol PP!"
"Yul dengar ngga? Ada Satpol PP!"
"Ah mana? Ngga ada!" Tuyul masih saja sibuk dengan handphonenya.
"Weh! Mau lari kemana kalian!" suara teriakkan itu terdengar tegas dan tampak dari jauh petugas Satpol PP sedang berlari mengejar manusia itu.
"Yul, Yul kita harus lari! Ada Satpol PP!" eeekk! Saat Pocong memalingkan muka, rupanya Tuyul sudah tidak ada lagi disampingnya.
"Woyy Yul! Tunggu aku!" tuing tuing tuing, Pocong melompat-lompat untuk menyusul Tuyul yang sudah lebih dulu kabur.
"Update status dulu nih. 'Larriii! Lagi dikejar sama Satpol PP! Huft! Ok share," setelah Tuyul mengupdate status, ia kembali berlari.
Tuing tuing tuing. Brak. Tuing tuing tuing. Bug!
Pocong harus jatuh bangun untuk menghindar dari kejaran Satpol PP.
"Tuyul! Tunggu!" Pocong mempercepat lompatannya untuk segera menghampiri Tuyul.
"Hah hah hah," Tuyul tampak lelah. Bedak tebal yang memoles mukanya perlahan luntur tersapu kecutnya keringat.
Tuing tuing tuing.
Pocong sampai pada Tuyul. Terlihat mereka berdua begitu kelelahan.
"Eh kenapa kita lari ya Cong?" kata Tuyul dengan nafas yang belum teratur.
"Hah, me memangnya kenapa? Apa kau mau tertangkap sama Satpol PP?" Pocong juga masih nampak kelelahan.
"Bukan gitu. Tapi kitakan hantu, lagian buat apa kita lari gini. Manusiakan ngga bisa lihat kita,"
Bug! Pocong jatuh dan setengah pingsan.
"Weh Cong kamu kenapa?"
"Kita kan hantu. Buat apa kita lari? Hahhh," Pocong menutup matanya.
"Yah Pocong pingsan lagi," ketus Tuyul "ah update status aja lah," timpalnya.
"Dempulku luntur gara-gara keringatku. Huft!" mata Tuyul dengan cepat melirik kesana kemari, berlomba dengan tangan yang sangat lihai mengetik dilayar handphonenya.
"Satu lagi. Yaahh si Pocong pingsan. Lebehe!" Tuyul tersenyum puas "ok nunggu semua orang ngelike statusku,"
Beberapa saat kemudian si Pocong sadar. Mereka kembali duduk bersama. Dengan Tuyul yang masih sibuk dengan handphonenya.
Lalu lewatlah Kuntilanak dengan baju polkadot merah jambunya dan menyematkan pita kecil dirambutnya.
Priiiuuuiitt!
Pocong memberi kode pada si Kuntilanak yang lewat. Kuntilanak menengok ke arah Pocong dan mengedipkan sebelah matanya. Seerrr. Pocong mematung. Hatinya serasa berdetak dengan cepat.
"Cong, kamu kenapa?" tanya Tuyul yang menyadari keanehan si Pocong.
"Ada yang cantik," ketus Pocong dengan pandangan yang masih tertuju pada si Kuntilanak.
Tuyul mencoba melihat ke arah yang juga sedang dilihat Pocong. Seerr. Mata Tuyul juga ikut membulat. Mulutnya terpelongo, melihat Kuntilanak yang begitu cantik nan menawan.
Tuyul membenarkan posisi rambutnya dan beranjak untuk mendekati si Kuntilanak.
"Hai," ujar si Tuyul dengan bergaya diri.
"Hai," kata si Kuntilanak dengan genitnya.
"Malam-malam gini mau kemana?"
"Lagi jalan-jalan aja, Bang," ucap Kuntilanak dengan manja.
"Ah masa panggilnya Bang. Aa dong," ketus Tuyul berbangga diri.
"Iya Aa," ucap Kuntilanak dengan muka sok cantiknya. Padahal dempulnya lima centi.
"Mm boleh minta pin bbm ngga?" Tuyul mulai.
"Mm boleh. Catat ya, nanti aku acc," lalu mereka saling bertukar pin bbm. Setelahnya, mereka berdua selfie bersama.
"Sampai jumpa Aa Tuyul yang ganteng," Kuntilanak melambaikan tangan.
"Sampai jumpa juga dek Kun,"
Kuntilanak memberi kecupan jauh pada Tuyul. Seketika Tuyul serasa terbang ke angkasa luar.
"Ok, upload dulu. Selfie sama dek Kun yang cuantik!"
"Gimana Yul, dapat pinnya?" kata Pocong yang nampak antusias.
"Memang kenapa? Kau mau minta? Orang handphone aja kamu ngga punya. Huh!" Tuyul mengejek Pocong.
"Ya gini-gini juga sahabatmu Yul," sahut Pocong dengan lesu.
"Tapi ngga penting banget punya handphone kaya gitu. Aku mau buat beli baju dulu, soalnya udah lama aku pakai baju ini. Pantesan ngga ada yang suka sama aku, mungkin karena penampilanku ini ya," timpal Pocong.
"Kere!" ketus Tuyul seenaknya.
"Biarin! Wleee," Pocong menjulurkan lidahnya pada Tuyul.
"Heh bro, aku bilangin ya. Kita hidup di zaman modern, jadi kita jangan mau ketinggalan sama manusia. Hantu juga bisa eksis bro!" sahut Tuyul.
Pocong mengangguk-angguk. Mungkin ia setuju dengan pendapat Tuyul. Haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar